Wednesday 20 August 2014

Perkembangan Animasi Di Indonesia

Filled under:



Definisi animasi diambil dari kamus Oxford berarti film yang seolah hidup, terbuat dari fotografi, gambaran, boneka, dan sebagainya dengan perbedaan tipis antarframes, untuk memberi kesan pergerakan saat diproyeksikan (The Little Oxford Dictionary 19). Animate yang merupakan kata kerja dari bahasa Inggris berarti memberi nyawa.Animasi bukan teknologi yang baru lagi dan telah digunakan dalam berbagai film-film menarik. Namun demikian perkembangannya di Indonesia berjalan lambat sekali.

Sejarah Animasi Indonesia sendiri mulai diketahui sejak ditemukannya Cave 
Pinting yang bercerita mengenai binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis. Sejak 
tahun 1933 di Indonesia banyak koran lokal yang memut iklan Walt Disney. Kemudian 
pada tahun 1955, Presiden Soekarno yang sangat menghargai seni mengirim seorang 
seniman bernama Dukut Hendronoto (Pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt 
Disney. 

Setelah belajar selama 3 bulan, ia kembali ke Indonesia dan membuat film animasi 
pertama bernama “Si Doel Memilih”. Film animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan 
umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini. 

Pada tahun 1963 Pak Ook hijrah ke TVRI (Televisi Republik Indonesia) dan 
mengembangkan animasi di sana dalam salah satu program namun kemudian program itu 
dilarang karena dianggap terlalu konsumtif. Di tahun tersebut TVRI merupakan stasiun 
TV satu-satunya di Indonesia. 
Stasiun ini sudah memulai menayangkan film-film yang dibuat oleh Walt Disney 
dan Hanna-Barbera, sekitar tahun 1970. 

Pada masa yang sama, lahir juga policy baru 
tentang penayangan iklan di TVRI yang kemudian melahirkan program “Mana Suka 
Siaran Niaga”. Saat itulah film animasi iklan nasional lahir, yang memberikan gambaran 
riil tentang keadaan industri film animasi yang tidak bisa lepas dari pertumbuhan televisi. 

Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang 
didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi 
di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang, Amerika dan lain-lain. 

Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 
70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan 
kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. di 
festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang 
disutradarai Suryadi alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama). 

Era tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi Indonesia Ada film 
animasi “Rimba Si Anak Angkasa” yang disutradarai oleh Wagiono Sunarto dan dibuat 
atas kolaborasi ulangan “Si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi 
untuk serial TV. 

Beberapa animator lokal. ada juga film animasi pet sekitar tahun 1980-
1990-an. Hal ini ditandai dengan lahirnya beberapa studio animasi seperti Asiana Wang 
Animation yang bekerjasama dengan Wang Fim Animation, Evergreen, Marsa Juwita 
Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal 
Kartun di Tegal. 

Pada era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi diantaranya 
Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih 
menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang 
merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. 

Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan 
Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil. Dan pada era 90-an ini banyak 
terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari negara Jepang seperti 
Doraemon dan Pocket Monster. 

Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket 
Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi 
beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, 
Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. 

Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D 
animasi. Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya 
“Janus Perajurit Terakhir” Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full 
animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah 
bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. 

Film ini berkisah soal petulangan seorang 
bocah bernama Bumi yang berusaha menemukan tempat tinggalnya di dunia yang 
imajiner. Dalam menempuh perjalanan itu Bumi ditemani beragam binatang yang memiliki 
indra dan berjiwa dan mempunyai kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya 
manusia. 

Film ini digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di 
Jogjakarta. Walaupun film kurang meraih sukses tapi menjadi babak baru bagi dunia 
peranimasian di bumi Nusantara. Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, Global TV menyelipkan 
satu program anak-anak Kabayan dan Liplap.

Animasi buatan asli anak negeri ini yang 
merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang sebelumnya lebih 
sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Animasi ini mencitrakan Kabayan 
sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana. 
Kabayan memiliki teman imajinasi seekor kunang-kunang bernama Lip Lap. 
Dia selalu mengikuti dan menemani Kabayan ke mana pun. Lip Lap sering 
menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan mengingatkan bocah tersebut bila 
berbuat salah. 

Selain Kabayan Liplap yang merupakan tokoh khas Indonesia, ada pula film 
animasi pendek superhero asal Tasikmalaya yang telah dua kali memenangkan ajang 
penghargaan INAICTA (Indonesia ICT Awards), yaitu Hebring. Nama aslinya adalah 
Heru, yang menetap di rumah susun dan bekerja sebagai tukang ojek. Saat ini Hebring 
sudah dibuat dalam dua sekuel. Hebring 1 berhasil memenangkan INAICTA 2007 dan 
selang dua tahun kemudian sekuel kedua animasi ini mendapat juara pada penghargaan 
yang sama. 

Pada Hebring 1, pahlawan yang suka makan bakso ini dengan kekuatan supernya 
berusaha menghentikan laju bus Transjakarta yang remnya tiba-tiba blong. Hal ini ia 
lakukan untuk menolong seorang nenek yang sedang menyebrang jalan tanpa mengetahui 
bahwa ada bus yang sedang mengarah kepadanya. Hebring kembali membantu nenek yang 
sama saat tasnya dicopet pada sekuel keduanya. 

Pada tahun 2008, Indonesia berhasil membuat film animasi 3D pertama yang 
ditayangkan di layar lebar dan juga sudah berhasil Go Internasional (didistribusikan ke 
berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia). Film animasi yang berjudul 
“Meraih Mimpi” tersebut diproduksi Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang 
berpusat di Batam. Film ini merupakan adapatasi dari buku karya Minfung Ho berjudul 
Sing to The Dawn. 

Buku tersebut bercerita tentang kakak beradik yang berusaha 
melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu. 
IFW membuat adapatasi buku Minfung Ho tersebut atas permintaan pemerintah 
Singapura yang ingin buku wajib baca di beberapa SD di Singapura tersebut dibuatkan filmnya. 

Begitu mendapat tawaran, IFW langsung memulai pengerjaan film Sing to The 
Dawn. Dan untuk diketahui lebih dari 150 animator yang turut andil di dalamnya.

Animasi di Indonesia sudah jauh lebih berkembang dibandingkan beberapa tahun lalu. Dari segi talent, sudah banyak animator yang kemampuannya tak bisa dipandang remeh. 
Pemerintah pun sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan dukungannya untuk memajukan industrinya. 

0 komentar:

Post a Comment